31 Agustus 2023

Perlunya Mendorong Daya Saing Digital Indonesia demi Ekonomi Berkelanjutan

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki populasi tertinggi dengan jumlah penduduk mencapai sebanyak 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru. Tingginya populasi penduduk di Indonesia ini menjadi potensi namun juga tantangan bagi Indonesia dalam meningkatkan daya saingnya di bidang digital. Dengan jumlah penduduk yang tinggi, otomatis Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna produk maupun layanan digital yang tinggi pula. Namun, pengguna produk dan layanan digital ini masih terpusat di kota-kota besar saja dan belum merata ke seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini membuat daya saing digital Indonesia secara keseluruhan belum mencapai nilai yang maksimal. Lalu, seperti apa posisinya saat ini dan bagaimana cara meningkatkan daya saing digital Indonesia? Simak penjelasannya pada artikel berikut ini.

Posisi Daya Saing Digital Indonesia

Dikutip dari Databoks Katadata, berdasarkan pengukuran East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI), skor daya saing digital Indonesia secara umum saat ini mencapai 38,5 poin pada tahun 2023. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 2022, dengan skor sebesar 35,2 poin. Skala skor yang digunakan yaitu antara 0 hingga 100 poin dengan ketentuan semakin tinggi skornya, maka semakin baik daya saing yang dimiliki.

Menurut e-Conomy SEA 2022 yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, menyebutkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai angka 77 miliar dollar AS secara gross merchandise value (GMV) pada 2022. Kemudian, Indonesia juga diperkirakan mampu mencapai hingga 130 miliar dollar AS pada tahun 2025 nanti.

Pencapaian ini tentunya diperoleh dengan tidak mudah karena pertumbuhan nilai ekonomi digital Indonesia sempat mengalami ujian pada tahun 2020 lalu ketika pandemi Covid 19 melanda. Namun, berkat adanya adaptasi yang cukup cepat di kalangan masyarakat serta adanya dukungan dari pelaku teknologi, percepatan pertumbuhan digital di masyarakat dapat diraih kembali.

Salah satu faktor penyumbang nilai ekonomi digital Indonesia terletak pada penggunaan e-commerce yang kian meningkat setiap tahunnya. Selain itu, nilai ekonomi digital Indonesia juga didukung oleh penggunaan platform digital di bidang transport and food, online media, dan online travel.

Namun, secara global, dibandingkan negara-negara lain, baik di wilayah Asia maupun benua lainnya, tingkat daya saing digital Indonesia masih terbilang rendah. Menurut Global Competitiveness Report yang diterbitkan oleh World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat ke-56 dari 141 negara dalam hal daya saing digital. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, daya saing digitalnya masih perlu ditingkatkan supaya Indonesia dapat bersaing dengan lebih efektif secara global.

Penyebab Daya Saing Digital Indonesia Rendah

Mengapa daya saing digital di Tanah Air rendah dibandingkan negara lain? Penyebab rendahnya daya saing digital Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Posisi Geografis

Salah satu faktor penyebab rendahnya daya saing digital Indonesia adalah posisi geografis Indonesia yang sangat luas dan terdiri atas pulau serta kepulauan. Luasnya wilayah Indonesia ini sangat berpengaruh pada perbedaan tingkat literasi digital antara masyarakat yang tinggal di kota-kota besar dengan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil. Masyarakat yang tinggal di kota besar lebih memiliki akses yang mudah terhadap kemajuan teknologi dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil. Hal ini tentunya menjadi tantangan yang besar bagi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemerataan tingkat literasi digital di seluruh wilayah indonesia.

2. Sosiokultural

Selain posisi geografis, faktor lainnya yang menjadi penyebab rendahnya daya saing digital Indonesia adalah sosiokultural. Generasi yang lebih tua mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada. Sedangkan generasi yang lebih muda dapat beradaptasi dengan lebih cepat. Perbedaan ini tentunya juga menjadi tantangan bagi pemerintah serta generasi muda untuk mengajak generasi yang lebih tua agar bisa keep up dengan kemajuan teknologi yang mulai mengubah banyak proses bisnis di berbagai bidang.

Peningkatan dan Pemerataan Daya Saing Digital Indonesia

Untuk meningkatkan daya saing digital di Tanah Air secara merata, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan, terutama oleh pemerintah Indonesia. Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Pemerataan Infrastruktur Digital

Pemerintah Indonesia perlu memprioritaskan investasi dalam infrastruktur digital, terutama di daerah-daerah terpencil dan tertinggal. Infrastruktur digital yang dimaksud yakni meliputi pembangunan jaringan internet yang lebih cepat dan stabil, serta penyediaan akses internet yang terjangkau bagi penduduk di seluruh wilayah Indonesia.

2. Reformasi Regulasi

Pemerintah perlu melakukan reformasi atau perubahan regulasi yang memungkinkan adanya inovasi dalam ekonomi digital. Misalnya seperti menyederhanakan proses dan birokrasi perizinan, memastikan perlindungan data yang kuat, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan bisnis digital dan startup.

3. Kolaborasi Regional dan Global

Indonesia juga bisa memperbanyak kolaborasi di bidang digital pada tingkat regional atau global bersama negara-negara tetangga atau negara-negara lainnya. Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat terbentuk kerja sama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, sehingga didapatkan peningkatan daya saing ekonomi digital secara regional maupun global.

4. Dukungan untuk Startup dan Inovasi

Pemerintah juga dapat memberikan dukungan finansial dan infrastruktur bagi startup dan perusahaan inovatif yang bergerak di bidang teknologi digital. Contohnya yaitu pengadaan program dukungan finansial untuk perusahaan rintisan melalui perlombaan atau kompetisi.

5. Peningkatan Literasi Digital Melalui Pendidikan

Untuk memperkuat daya saing digital Indonesia, pemerintah perlu berfokus pada peningkatan tingkat literasi digital. Hal ini bisa dilakukan secara efektif melalui pendidikan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan serta industri untuk menyediakan program pelatihan digital yang mudah diakses oleh masyarakat. Selain itu, industri juga dapat melakukan inovasi di bidang pendidikan, misalnya seperti menciptakan platform pendidikan digital yang dapat digunakan oleh sekolah-sekolah di Indonesia.

Salah satu industri yang turut berperan dalam peningkatan daya saing digital di Indonesia yaitu Acer melalui programnya yang disebut sebagai Acer for Indonesia. Program ini dijalankan dalam rangka mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 mengenai Pemberdayaan Industri, serta kewajiban penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Melalui program ini, Acer berkomitmen penuh untuk memenuhi syarat TKDN demi mendukung kelancaran pengadaan barang dan jasa di bidang teknologi secara cepat, transparan, dan akuntabel.

Produk-produk Acer sudah mendapatkan sertifikat TKDN dan sudah terdaftar pada Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Hal ini tentunya menjadi wujud nyata kontribusi Acer dalam meningkatkan daya saing produk dalam negeri utamanya di bidang teknologi, sehingga dapat mendukung daya saing digital Indonesia secara keseluruhan.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya