Contact Us

Tenaga Kerja Terlatih: Pengertian, Contoh dan Perbedaan dengan Terdidik

Tenaga kerja terlatih memainkan peran yang penting dalam menumbuhkan perekonomian suatu negara. Di era globalisasi dengan persaingan yang semakin ketat ini, kualitas tenaga kerja menjadi faktor kunci dalam keberhasilan suatu bangsa. Tenaga kerja ini umumnya memiliki pengetahuan, keahlian praktis, dan kemampuan adaptasi yang kuat untuk menghadapi tuntutan pasar kerja yang terus berubah. Oleh karena itu, tidak hanya tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih juga dibutuhkan oleh suatu negara agar bisa terus berkembang. Namun, apa itu tenaga kerja terlatih dan apa perbedaannya dengan tenaga kerja terdidik?

Pengertian Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keahlian atau skill di bidang tertentu. Namun, pengetahuan dan keahlian ini diperoleh melalui pelatihan khusus serta pengalaman kerja yang pernah dilakukan, bukan melalui pendidikan formal. Tenaga kerja ini umumnya berfokus pada bidang pekerjaan yang lebih mengandalkan kemampuan praktikal dibandingkan kemampuan teoritis. Oleh karena itu, tenaga kerja terlatih umumnya tidak harus memiliki ijazah pendidikan formal yang tinggi, namun harus melalui berbagai pelatihan skill yang relevan terlebih dahulu.

Contoh Tenaga Kerja Terlatih

Contoh tenaga kerja terlatih antara lain yaitu sopir, koki, seniman, terapis, montir, barber, makeup artist, penjahit, fotografer dan videografer, tour guide, kuli bangunan, barista, pengrajin, pemahat, mekanik bengkel, karyawan pabrik bagian produksi, tukang servis barang elektronik, dan sebagainya.

Selain contoh-contoh yang telah disebutkan di atas, masih banyak contoh lain dari tenaga kerja terlatih. Namun, pada intinya, tenaga kerja terlatih lebih berfokus pada keterampilan atau skill praktikal yang didapatkan seseorang melalui pelatihan khusus.

Aspek Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja terlatih melibatkan beberapa aspek, antara lain sebagai berikut:

1. Pendidikan dan pelatihan

Tenaga kerja terlatih dapat mulai bekerja setelah menjalani pendidikan dan pelatihan khusus. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan mereka dalam menjalani pekerjaan di bidang tertentu yang umumnya spesifik.

2. Keterampilan khusus

Tenaga kerja terlatih umumnya memiliki keterampilan teknis atau profesional yang khusus dan spesifik untuk pekerjaan mereka. Keterampilan ini bisa jadi telah dimiliki sejak awal, kemudian diasah hingga ahli melalui serangkaian pelatihan.

3. Pengalaman kerja

Tenaga kerja terlatih umumnya memiliki pengalaman kerja yang relevan dalam industri atau bidang pekerjaan yang dipilih. Mereka telah mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilan dalam situasi nyata, sehingga memperkuat kompetensi yang dimiliki.

4. Tingkat produktivitas lebih tinggi

Tenaga kerja terlatih cenderung memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Hal ini didukung oleh skill dan pengalaman kerja yang telah dimiliki, sehingga saat melakukan pekerjaan, mereka seolah sudah terbiasa dan dapat melakukannya dengan cepat.

5. Kemampuan adaptasi yang baik

Tenaga kerja terlatih umumnya memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap adanya perubahan pada lingkungan kerja. Misalnya seperti penggunaan teknologi, penerapan metode kerja baru, atau perubahan lainnya dalam industri. Mereka mampu beradaptasi dengan cepat dan menguasai keterampilan baru yang diperlukan dalam lingkungan kerja yang dinamis.

Perbedaan Tenaga Kerja Terlatih dengan Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja terdidik seringkali overlap karena memiliki beberapa kemiripan. Namun, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih, di antaranya yakni:

1. Perbedaan dari segi definisi

  • Tenaga kerja terlatih → merujuk pada pekerja yang telah mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pelatihan khusus yang relevan dengan pekerjaan atau industri tertentu.
  • Tenaga kerja terdidik → mengacu pada pekerja yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan formal seperti sekolah menengah atas, diploma, sarjana, atau pendidikan tinggi lainnya.

2. Perbedaan dari segi pendidikan

  • Tenaga kerja terlatih → pendidikan yang diperoleh oleh tenaga kerja terlatih dapat melibatkan pendidikan formal, namun umumnya lebih banyak berfokus pada pelatihan non-formal atau sertifikasi yang diperlukan dalam pekerjaan mereka.
  • Tenaga kerja terdidik → pendidikan yang diperoleh oleh tenaga kerja terdidik lebih berfokus pada penyelesaian tingkat pendidikan formal di sekolah, perguruan tinggi, atau universitas.

3. Perbedaan dari segi ruang lingkup pengetahuan

  • Tenaga kerja terlatih → ruang lingkup pengetahuan tenaga kerja terlatih cenderung lebih terkait dengan keterampilan teknis, praktis, dan spesifik untuk pekerjaan yang dilakukan. Namun, tidak menutup kemungkinan mereka juga memiliki pengetahuan yang lebih mendalam pada bidang lainnya.
  • Tenaga kerja terdidik → pengetahuan tenaga kerja terdidik cenderung lebih teoritis dan meliputi berbagai bidang studi, seperti matematika, sains, sastra, sejarah, dan bidang studi lainnya yang dipelajari selama menempuh pendidikan formal.

4. Perbedaan dari segi kualifikasi

  • Tenaga kerja terlatih → kualifikasi tenaga kerja terlatih dapat bervariasi, tergantung pada jenis pelatihan yang dijalani. Ada yang memiliki sertifikat pelatihan tanpa mengikuti pendidikan formal yang mendukung, namun ada juga yang mengikuti pendidikan formal. Misalnya, ada koki yang hanya belajar melalui pelatihan sertifikasi, namun ada juga koki yang bersekolah di sekolah kejuruan ilmu tata boga.
  • Tenaga kerja terdidik → kualifikasi tenaga kerja terdidik umumnya didasarkan pada tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan. Misalnya, ada tenaga kerja terdidik lulusan SMA/SMK, lulusan diploma, maupun lulusan sarjana.

Bagi Anda tenaga kerja terlatih yang dalam kesehariannya melakukan berbagai pekerjaan praktikal dapat menggunakan produk Acer for Indonesia untuk membantu pekerjaan menjadi lebih mudah. Contohnya, bagi seorang penjahit, dapat menggunakan produk Acer for Indonesia seperti chromebook convertible 2-in-1. Chromebook ini dapat digunakan sebagai laptop maupun tablet layar sentuh, sehingga memudahkan penjahit untuk menggambar desain baju pada chromebook sebelum mulai menjahit.

Berbagai produk Acer for Indonesia juga telah memenuhi tingkat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan BMP (Bobot Manfaat Perusahaan) hingga lebih dari 40%. Hal ini merupakan bentuk komitmen Acer dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri agar dapat bersaing secara global.

Mengenal Klasifikasi Teknologi AI, Contoh, dan Definisi

Teknologi Artificial Intelligence (AI) semakin meningkat penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan seiring berjalannya waktu. Bahkan, teknologi AI telah menjadi faktor utama yang merevolusi cara kita hidup dan bekerja sehari-hari. Jika ditelaah lebih lanjut, teknologi AI ternyata dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis sesuai fokus fungsinya. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai klasifikasi teknologi AI, namun sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian AI dan manfaatnya secara garis besar.

Apa Itu Teknologi AI?

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah sebuah teknologi yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai peran yang umumnya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti memahami bahasa, mengenali input visual dan audio, membuat keputusan, serta menyelesaikan masalah.

Teknologi AI menggunakan algoritma machine learning, statistical models, dan berbagai teknik lainnya untuk belajar dari data dan memperbaiki performa mereka seiring berjalannya waktu. Teknologi AI juga memiliki kemampuan untuk memproses data dalam jumlah yang besar serta mengidentifikasi pola atau pattern dalam data tersebut yang dapat digunakan untuk membuat prediksi atau keputusan.

AI dapat diimplementasikan pada berbagai fungsi, misalnya seperti pengenalan gambar dan suara, pemrosesan bahasa, pemberian rekomendasi, pendeteksi penipuan, kendaraan otomatis, dan sebagainya.

Klasifikasi Teknologi Artificial Intelligence

Teknologi AI dapat diklasifikasikan atau dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsi dan kemampuan yang dimiliki. Klasifikasi teknologi AI antara lain:

A. Klasifikasi Teknologi AI Berdasarkan Fungsi

  1. Reactive machines → merupakan AI yang hanya dapat bereaksi pada input yang spesifik tanpa memiliki ingatan (memory). Artinya, mesin tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan pengalaman terdahulunya sebagai sumber informasi untuk membuat keputusan di masa depan. 
  2. Limited memory AI → merupakan AI yang memiliki ingatan atau dapat menggunakan pengalaman terdahulunya sebagai sumber informasi untuk membuat keputusan di masa depan, namun kapasitasnya terbatas.
  3. Theory of mind AI → merupakan AI yang dapat memahami kondisi mental orang-orang di sekelilingnya dan menggunakan informasi tersebut untuk berinteraksi dengan mereka seolah seperti manusia biasa.
  4. Self-aware AI → merupakan AI yang memiliki kesadaran akan dirinya sendiri (sense of self) dan dapat memahami kemampuan serta batasan-batasan yang dimiliki.

B. Klasifikasi Teknologi AI Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran

  1. Supervised learning → merupakan AI yang cara belajarnya melibatkan pelatihan sistem AI menggunakan labeled data untuk mengenalkan berbagai pola pada sistem AI agar dapat membuat prediksi atau keputusan.
  2. Unsupervised learning → merupakan AI yang cara belajarnya melibatkan pelatihan sistem AI menggunakan unlabeled data untuk membuat AI tersebut dapat menemukan sendiri pola-pola atau hubungan antar data yang diberikan.
  3. Reinforcement learning → merupakan AI yang cara belajarnya melibatkan pelatihan sistem AI untuk mempelajari berbagai aksi yang dilakukannya sendiri selama sistem AI tersebut berinteraksi dengan lingkungan, untuk mencapai tujuan yang spesifik.

C. Klasifikasi Teknologi AI Berdasarkan Aplikasi

  1. Natural Language Processing (NLP) → merupakan AI yang dapat memahami dan menginterpretasikan bahasa manusia.
  2. Computer Vision → merupakan AI yang dapat menerjemahkan input visual seperti gambar dan video.
  3. Robotics → merupakan AI yang dapat mengontrol dan berinteraksi dengan mesin fisik dan robot.
  4. Expert Systems → merupakan AI yang dapat menirukan kemampuan manusia pada bidang yang spesifik, seperti keuangan atau pengobatan.

D. Klasifikasi Teknologi AI Berdasarkan Fungsi

  1. Narrow AI → merupakan AI yang dapat didesain untuk mengerjakan satu set tugas yang spesifik.
  2. General AI → merupakan AI yang dapat mengerjakan berbagai tugas intelektual yang biasa dilakukan manusia.

Contoh Teknologi Artificial Intelligence

Beberapa contoh teknologi AI yang banyak diterapkan pada berbagai bidang industri antara lain:

  1. Natural Language Processing (NLP) → contoh AI yang merupakan NLP misalnya yaitu Siri dan Alexa, yang digunakan untuk memahami dan merespon perintah berupa suara.
  2. Computer Vision → contoh AI yang merupakan computer vision adalah teknologi yang digunakan untuk proses identifikasi pada area publik seperti bandara.
  3. Robotics → contoh AI yang berupa robot adalah mesin produksi pabrik yang umumnya berbentuk dan bergerak seperti robot.
  4. Expert Systems → contoh AI yang merupakan expert systems adalah AI yang biasa digunakan pada industri kesehatan untuk membantu memberi diagnosa yang tepat pada pasien dan merekomendasikan rencana treatment.
  5. Autonomous Vehicles → contoh AI yang merupakan autonomous vehicle yaitu mobil otomatis yang dapat mengemudi sendiri atau biasa disebut sebagai self-driving cars.
  6. Fraud Detection → contoh AI yang berupa fraud detection biasa digunakan pada bidang keuangan dan perbankan untuk menghindari adanya aktivitas mencurigakan atau penipuan.
  7. Recommendation Systems → contoh AI yang berupa recommendation systems adalah AI yang biasa digunakan pada e-commerce untuk memberikan rekomendasi produk berdasarkan history belanja ataupun browsing pada aplikasi.
  8. Predictive Maintenance → contoh AI yang berupa predictive maintenance adalah AI yang biasa digunakan untuk memonitor mesin dan memprediksi kapan mesin tersebut membutuhkan maintenance untuk meningkatkan produktivitasnya.
  9. Personalization → contoh AI yang menerapkan fungsi personalization adalah AI yang biasa digunakan oleh marketer dalam membuat pengalaman yang personalized bagi customer berdasarkan user behavior.
  10. Speech Recognition → contoh AI yang menerapkan fungsi speech recognition adalah AI yang biasa digunakan pada call center dan customer service untuk menganalisa interaksi customer agar kualitas pelayanan dapat meningkat.

Teknologi AI yang semakin berkembang juga dimanfaatkan oleh perusahaan teknologi Acer Indonesia dalam menciptakan berbagai produk yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari pengguna. Produk-produk Acer for Indonesia ini tidak hanya memenuhi standar dari sisi konsumen, namun juga dari sisi produksi, salah satunya berupa pemenuhan syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) dalam rangka Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Produk Acer for Indonesia memiliki TKDN dan BMP hingga lebih dari 40% dan berhasil menjadi produk yang dipercaya oleh berbagai instansi pemerintahan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan produktivitas instansinya. Dengan prestasi ini, tentunya Acer Indonesia menjadi termotivasi untuk terus menciptakan berbagai produk teknologi termasuk menggunakan teknologi AI agar dapat bermanfaat bagi seluruh pengguna dari berbagai bidang kehidupan.

Acer Indonesia Berpartisipasi dalam Business Matching 3 Pemprov DKI Jakarta 2023

Acara Pertemuan Bisnis atau Business Matching diadakan untuk tahap yang ketiga pada tahun 2023 selama empat hari, mulai Senin 8 Mei hingga Kamis 11 Mei. Pertemuan Business Matching 3 yang digelar oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta ini berlangsung secara luring dengan bertempat di Blok G Balai Kota DKI Jakarta.

Seperti tahap sebelumnya, penggelaran Business Matching tahap 3 ini masih dalam rangka mengoptimalkan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) agar penggunaan produk dalam negeri dapat terus meningkat. Peningkatan P3DN ini ditujukan terutama bagi badan atau lembaga pemerintahan dalam melakukan pengadaan barang dan jasa bagi institusinya. 

Pada acara ini, dipaparkan juga sosialisasi mengenai aplikasi P3DN Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) yang diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Sosialisasi ini secara umum membahas mengenai cara menginputkan data pada aplikasi P3DN yang wajib dilakukan oleh institusi pemerintahan sebagai bentuk pelaporan pengadaan barang dan jasa. Dengan adanya aplikasi P3DN ini, kegiatan pelaporan pengadaan barang dan jasa bersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) dapat lebih mudah terlaksana dan lebih terorganisir.

Pertemuan Business Matching 3 ini juga menghadirkan berbagai perusahaan dari beragam bidang industri untuk mengenalkan produk buatannya yang tentunya memenuhi persyaratan TKDN. Salah satu perusahaan yang hadir yaitu Acer Indonesia yang mewakili industri di bidang teknologi. Dalam acara ini Acer berkesempatan untuk mempresentasikan dan mengenalkan produk-produk Acer yang bersertifikat TKDN, seperti laptop, monitor, desktop, server, proyektor, hingga Chromebook